Trending

Sejarah Pura Agung Besakih & Harga Tiket Masuk 2024

Pura Agung Besakih: Ibu dari Pura di Bali dan Nominasi Situs Warisan Dunia

Sejarah Pura Agung Besakih

Pura Agung Besakih, yang terletak di lereng Gunung Agung, adalah salah satu situs keagamaan paling penting dan terbesar di Bali. Dikenal sebagai ‘Ibu dari Pura di Bali’, Pura Agung Besakih memiliki sejarah yang sangat panjang, yang mencerminkan perjalanan spiritual dan budaya masyarakat Bali selama berabad-abad.

Sejarah Pura Agung Besakih dapat ditelusuri kembali ke zaman prasejarah. Menurut legenda, pura ini didirikan oleh seorang pendeta Hindu Jawa yang bernama Rsi Markandeya pada abad ke-8. Rsi Markandeya memimpin sekelompok pengikutnya ke Bali dan membangun sebuah tempat pemujaan di lereng Gunung Agung. Tempat pemujaan ini kemudian berkembang menjadi kompleks pura yang kita kenal sekarang.

Dalam catatan sejarah, Pura Agung Besakih telah melewati berbagai perubahan dan renovasi sepanjang masa. Pada abad ke-13, ketika Majapahit menguasai Bali, pura ini mengalami perkembangan pesat dan mulai dikenal sebagai pusat spiritual utama di pulau tersebut. Kerajaan-kerajaan Bali yang berdiri setelah runtuhnya Majapahit juga memberikan kontribusi besar dalam pengembangan dan pemeliharaan Pura Agung Besakih. Mereka membangun lebih banyak bangunan suci dan memperluas kompleks pura untuk menampung jumlah umat yang semakin meningkat.

Pura Agung Besakih tidak hanya menjadi pusat keagamaan, tetapi juga menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa penting dalam sejarah Bali. Selama berabad-abad, pura ini telah menjadi tempat berlangsungnya upacara-upacara besar dan penting, seperti upacara Eka Dasa Rudra yang diadakan setiap seratus tahun sekali. Upacara ini bertujuan untuk memurnikan dunia dan menjaga keseimbangan alam semesta.

Sampai hari ini, Pura Agung Besakih tetap menjadi tempat yang suci dan dihormati oleh masyarakat Bali. Keberadaannya yang megah dan penuh sejarah menjadikannya sebagai salah satu destinasi utama bagi para wisatawan yang ingin memahami lebih dalam tentang budaya dan spiritualitas Bali.

Struktur dan Arsitektur Pura

Pura Agung Besakih, sering disebut sebagai “Ibu dari Pura di Bali,” adalah kompleks keagamaan terbesar di Bali yang terdiri dari 23 pura. Setiap pura dalam kompleks ini memiliki fungsi dan peran unik dalam ritual keagamaan umat Hindu di Bali, yang mencerminkan keanekaragaman dan kekayaan budaya Bali.

Kompleks Pura Agung Besakih terletak di lereng Gunung Agung, gunung tertinggi di Bali yang dianggap suci oleh penduduk setempat. Pura utama dalam kompleks ini adalah Pura Penataran Agung Besakih, yang berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan dan tempat penyimpanan benda-benda suci. Pura ini memiliki candi utama yang disebut Meru, yang berfungsi sebagai tempat pemujaan utama.

Arsitektur setiap pura dalam kompleks ini memiliki ciri khas tersendiri, mencerminkan nilai-nilai filosofis dan spiritual yang mendalam. Desain gerbang, yang dikenal sebagai Candi Bentar atau Kori Agung, memiliki ornamen yang rumit dan simbolis, sering kali dihiasi dengan ukiran halus yang menggambarkan kisah-kisah dari mitologi Hindu. Patung-patung dewa dan dewi menghiasi sepanjang jalur menuju pura, memberikan nuansa sakral dan menambah keindahan estetika tempat ini.

Pura-pura di Besakih juga dilengkapi dengan Bale atau paviliun yang berfungsi sebagai tempat berkumpul dan melaksanakan upacara. Setiap Bale dirancang dengan detail yang teliti, menggunakan bahan-bahan tradisional seperti kayu dan batu, serta dihiasi dengan kain-kain berwarna-warni yang melambangkan unsur-unsur alam dan keyakinan spiritual.

Ornamen lain yang sering ditemukan di Pura Agung Besakih termasuk relief dan arca yang menggambarkan berbagai adegan dari epos Ramayana dan Mahabharata. Penempatan dan desain ornamen ini tidak hanya berfungsi sebagai dekorasi, tetapi juga sebagai media edukasi dan pengingat cerita-cerita suci yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari umat Hindu di Bali.

Dengan kombinasi antara keindahan arsitektur yang memukau dan makna spiritual yang mendalam, Pura Agung Besakih menjadi tidak hanya pusat keagamaan, tetapi juga simbol identitas budaya Bali yang kaya dan beragam.

Peran dan Fungsi Ritual

Pura Agung Besakih, yang terletak di kaki Gunung Agung, merupakan pusat spiritual utama bagi umat Hindu di Bali. Sebagai pura terbesar dan paling suci di pulau ini, Pura Agung Besakih menjadi tempat pelaksanaan berbagai upacara dan ritual keagamaan yang sangat penting. Di antara berbagai upacara yang diadakan, Upacara Eka Dasa Rudra dan Galungan menonjol sebagai yang paling signifikan.

Upacara Eka Dasa Rudra adalah salah satu ritual terbesar dan paling sakral yang diadakan setiap seratus tahun. Upacara ini bertujuan untuk membersihkan dunia dari kekuatan-kekuatan negatif dan memulihkan keseimbangan kosmis. Dalam ritual ini, berbagai persembahan yang kaya simbolisme disiapkan dan dipersembahkan kepada para dewa, dengan harapan membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia.

Sementara itu, Upacara Galungan dirayakan setiap 210 hari menurut kalender Bali. Galungan merupakan perayaan kemenangan dharma (kebenaran) atas adharma (kejahatan). Selama perayaan ini, Pura Agung Besakih dipenuhi oleh umat Hindu yang datang untuk berdoa dan mempersembahkan sesajen. Galungan juga menjadi momen di mana hubungan antara manusia dan para leluhur diperkuat, dengan harapan mendapatkan berkah dan perlindungan dari mereka.

Tidak hanya upacara besar, Pura Agung Besakih juga menjadi tempat berbagai upacara harian dan bulanan. Ritual-ritual ini mencakup persembahan kecil yang dilakukan oleh umat Hindu untuk menjaga keharmonisan dan keseimbangan spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, Pura Agung Besakih juga menjadi lokasi penting bagi upacara-upacara pribadi seperti potong gigi (metatah) dan pernikahan.

Pentingnya Pura Agung Besakih dalam kehidupan keagamaan masyarakat Bali tidak dapat disangkal. Sebagai pusat kegiatan spiritual, pura ini tidak hanya menjadi tempat beribadah, tetapi juga simbol persatuan dan identitas budaya bagi umat Hindu di Bali. Dengan segala keagungan dan kesakralannya, Pura Agung Besakih terus memainkan peran sentral dalam menjaga dan melestarikan tradisi keagamaan dan budaya Bali yang kaya.

Mitos dan Legenda

Pura Agung Besakih, yang dikenal sebagai “Ibu dari Pura di Bali,” tidak hanya memiliki nilai historis dan religius yang mendalam, tetapi juga kaya akan mitos dan legenda yang mengelilinginya. Cerita-cerita ini menambah dimensi spiritual dan mistis dari pura ini, menghubungkan generasi dan memperkaya warisan budaya Bali.

Salah satu mitos yang paling terkenal terkait dengan Pura Agung Besakih adalah kisah tentang Gunung Agung. Gunung ini diyakini sebagai tempat tinggal para dewa, khususnya Batara Gunung Agung. Menurut legenda, Batara Gunung Agung adalah penjaga keseimbangan alam dan spiritual di Bali. Saat terjadi letusan gunung berapi, masyarakat percaya bahwa para dewa sedang menunjukkan kekuatan mereka dan mengingatkan umat manusia untuk menjaga keselarasan dengan alam.

Pura Agung Besakih juga dikenal dengan mitos tentang pendiriannya. Menurut cerita turun-temurun, pura ini didirikan oleh Rsi Markandeya, seorang pendeta Hindu dari Jawa. Dikatakan bahwa Rsi Markandeya menerima wahyu untuk mendirikan sebuah pura di kaki Gunung Agung setelah berhasil bertapa di sana. Pendirian pura ini dianggap sebagai simbol keberhasilan spiritual dan perlindungan dari para dewa.

Leganda lain yang sering diceritakan adalah tentang keberadaan naga besar yang melindungi pura. Naga ini, sering disebut sebagai Naga Besukih, diyakini hidup di bawah tanah di sekitar pura. Keberadaan Naga Besukih dianggap sebagai penjaga spiritual yang melindungi pura dari pengaruh jahat dan bencana alam.

Keberagaman mitos dan legenda yang mengelilingi Pura Agung Besakih tidak hanya memperkaya warisan budaya Bali tetapi juga menambah daya tarik wisatawan yang ingin merasakan dimensi spiritual dan mistis dari pura ini. Cerita-cerita ini memberikan pandangan mendalam tentang bagaimana masyarakat Bali menghormati dan memuliakan hubungan mereka dengan alam dan para dewa.

Pentingnya Gunung Agung

Gunung Agung, yang menjulang megah di Pulau Bali, memiliki makna spiritual yang sangat mendalam bagi masyarakat Bali. Dikenal sebagai gunung suci, Gunung Agung dianggap sebagai pusat alam semesta dan tempat tinggal para dewa. Kepercayaan ini mengakar kuat dalam tradisi dan budaya Bali, di mana gunung ini dianggap sebagai sumber kehidupan dan keberuntungan.

Pura Agung Besakih, yang sering disebut sebagai ‘Ibu dari Pura di Bali’, berada di lereng Gunung Agung. Lokasinya yang strategis ini bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari keyakinan bahwa kedekatan dengan gunung suci akan mendatangkan berkah dan perlindungan dari para dewa. Pura ini terdiri dari kompleks yang mencakup 23 pura yang lebih kecil, semuanya dibangun dengan perhatian khusus pada harmoni dengan lingkungan sekitar dan Gunung Agung sebagai latar belakang yang mempesona.

Keberadaan Gunung Agung dalam konteks Pura Agung Besakih memperkuat keyakinan bahwa tempat suci ini adalah pusat spiritual Bali. Setiap ritual dan upacara yang dilakukan di Pura Agung Besakih sering kali melibatkan penghormatan kepada Gunung Agung, memperkuat hubungan sakral antara manusia, alam, dan dewa. Masyarakat Bali percaya bahwa dengan menjaga kemurnian dan keharmonisan dengan Gunung Agung, mereka akan mendapatkan perlindungan dan keberkahan yang berkelanjutan.

Baca Juga : Pura Lempuyang Luhur, Sejarah & Harga Tiket Masuk 2024

Selain aspek spiritual, Gunung Agung juga memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali. Sebagai sumber air dan kesuburan tanah, gunung ini mendukung pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal. Dengan demikian, Gunung Agung tidak hanya penting secara spiritual, tetapi juga secara praktis dalam kehidupan masyarakat Bali. Harmoni antara alam dan manusia yang tercermin dalam hubungan ini adalah esensi dari filosofi hidup masyarakat Bali, yang selalu mengedepankan keseimbangan dan keselarasan.

Pengakuan Internasional dan Nominasi Situs Warisan Dunia

Pura Agung Besakih, yang dikenal sebagai “Ibu dari Pura di Bali,” telah mendapatkan pengakuan internasional berkat nilai sejarah dan kebudayaannya yang sangat tinggi. Proses nominasi Pura Agung Besakih sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO merupakan bukti nyata dari pentingnya pura ini dalam konteks global. Untuk mendapatkan status ini, sebuah situs harus memenuhi beberapa kriteria ketat yang telah ditetapkan oleh UNESCO. Kriteria tersebut meliputi keaslian, integritas, serta nilai universal yang luar biasa dalam aspek budaya dan sejarah.

Proses nominasi dimulai dengan pengajuan dokumen yang mendetail tentang Pura Agung Besakih, mencakup segala aspek mulai dari arsitektur, sejarah, hingga peran budaya dalam kehidupan masyarakat Bali. Dalam dokumen tersebut, diuraikan bagaimana Pura Agung Besakih tidak hanya merupakan pusat spiritual bagi umat Hindu di Bali, tetapi juga sebagai simbol identitas budaya yang kaya dan beragam. Selain itu, nominasi tersebut juga memerlukan bukti bahwa situs ini dikelola dengan baik untuk menjaga kelestariannya bagi generasi mendatang.

Pengakuan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO akan membawa dampak signifikan bagi Pura Agung Besakih. Pertama, hal ini akan meningkatkan profil internasionalnya, menarik lebih banyak wisatawan dari berbagai belahan dunia. Kedatangan wisatawan ini tentunya akan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal, melalui peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata. Namun, penting juga untuk diingat bahwa peningkatan jumlah wisatawan harus diimbangi dengan upaya pelestarian yang lebih intensif, untuk menjaga keaslian dan kelestarian pura ini.

Kedua, status ini akan memberikan dorongan kuat bagi upaya pelestarian budaya. Dengan pengakuan internasional, berbagai pihak akan lebih terdorong untuk berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan Pura Agung Besakih. Ini termasuk pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, serta komunitas lokal yang memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga warisan budaya mereka. Melalui kolaborasi yang solid, Pura Agung Besakih dapat terus menjadi pusat spiritual dan budaya yang tidak hanya penting bagi Bali, tetapi juga bagi dunia.

Tantangan Pelestarian

Pura Agung Besakih, sebagai situs bersejarah yang sangat penting di Bali, menghadapi berbagai tantangan dalam pelestariannya. Salah satu tantangan utama adalah kerusakan akibat kondisi alam. Bencana alam seperti gempa bumi, erosi, dan cuaca ekstrem dapat menyebabkan kerusakan struktural pada pura. Dengan lokasi di lereng Gunung Agung, risiko kerusakan akibat aktivitas vulkanik juga menjadi ancaman yang signifikan. Upaya pelestarian yang melibatkan perbaikan dan penguatan struktur pura terus dilakukan, tetapi memerlukan sumber daya yang tidak sedikit.

Selain itu, tekanan pariwisata juga menjadi tantangan besar bagi pelestarian Pura Agung Besakih. Sebagai salah satu destinasi wisata utama di Bali, kunjungan wisatawan yang terus meningkat dapat menyebabkan degradasi fisik dan lingkungan di sekitar pura. Lalu lintas pengunjung yang padat dapat mengakibatkan kerusakan pada jalan setapak, fasilitas pendukung, dan bahkan struktur pura itu sendiri. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan manajemen pariwisata yang berkelanjutan, termasuk pembatasan jumlah pengunjung dan edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan serta keutuhan situs.

Upaya pelestarian Pura Agung Besakih juga melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, organisasi non-pemerintah, hingga masyarakat lokal. Program-program pelatihan konservasi, restorasi, dan pemeliharaan rutin dilakukan untuk memastikan bahwa pura tetap dalam kondisi baik. Partisipasi aktif masyarakat lokal sangat penting, mengingat mereka adalah penjaga langsung dari situs ini. Pemerintah juga berperan besar dalam penyediaan dana dan kebijakan yang mendukung pelestarian.

Dengan tantangan-tantangan tersebut, pelestarian Pura Agung Besakih memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Hanya dengan kerjasama dan kesadaran dari semua pihak, pura ini dapat terus terjaga sebagai warisan budaya yang berharga bagi generasi mendatang.

Panduan Wisata ke Pura Agung Besakih

Pura Agung Besakih, yang dikenal sebagai “Ibu dari Pura di Bali”, menawarkan pengalaman spiritual dan budaya yang unik bagi para wisatawan. Menyusun rencana perjalanan yang tepat dapat membantu Anda menikmati kunjungan ke situs suci ini secara maksimal.

Untuk mencapai Pura Agung Besakih, Anda dapat menggunakan berbagai moda transportasi. Pura ini terletak di lereng Gunung Agung, sekitar dua jam perjalanan dari Denpasar. Anda bisa menyewa mobil, menggunakan jasa tur, atau naik transportasi umum seperti bus atau shuttle. Banyak wisatawan lebih memilih menyewa mobil atau motor karena memberikan fleksibilitas lebih besar dalam menjelajahi wilayah sekitar.

Waktu terbaik untuk berkunjung ke Pura Agung Besakih adalah pada pagi hari, sekitar pukul 8 hingga 10, untuk menghindari keramaian dan cuaca panas. Selain itu, mengunjungi pura pada musim sepi wisatawan, seperti di luar bulan Juli dan Agustus, juga bisa menjadi pilihan yang bijak. Pura ini juga sering menjadi pusat perayaan upacara keagamaan, jadi penting untuk memeriksa kalender acara agar tidak bertabrakan dengan jadwal kunjungan Anda.

Ketika mengunjungi Pura Agung Besakih, ada beberapa aturan yang harus diikuti. Wisatawan diharapkan mengenakan pakaian yang sopan, dengan sarung dan selendang yang bisa disewa di pintu masuk. Menghormati tempat suci ini sangat penting; hindari mengambil foto di area terlarang dan jangan menyentuh persembahan atau arca yang ada. Selain itu, selalu ikuti petunjuk dari pemandu lokal atau petugas pura.

Di sekitar Pura Agung Besakih, Anda juga bisa menikmati berbagai aktivitas menarik. Mendaki lereng Gunung Agung atau menjelajahi desa-desa tradisional di sekitarnya bisa menjadi pengalaman yang menambah wawasan budaya Anda. Selain itu, menikmati pemandangan alam yang indah dan mengunjungi pasar lokal untuk membeli kerajinan tangan khas Bali dapat melengkapi kunjungan Anda ke Pura Agung Besakih.

Baliku

Baliku.ID merupakan salah satu situs web online informasi umum tentang bali. Jika Anda adalah seorang pecinta petualangan, penggemar alam, atau penjelajah budaya, website ini adalah tepat untuk Anda jelajahi. Kami akan memperkenalkan Anda pada beberapa destinasi wisata yang menakjubkan di seluruh pulau bali ini yang pantas dikunjungi. Bersiaplah untuk mengikuti kami dalam perjalanan menyelami keindahan dan keajaiban yang menanti di tempat-tempat paling menarik di seluruh pulau balI

Related Articles

Back to top button